Liburan sekolah kali ini, Alif diajak Ayah dan Ibu ke Payakumbuh, Sumatra Barat, kota kelahiran Ibu. Selama berada di kampung, Alif membantu Nenek berjualan makanan tradisional di Harau, salah satu tempat wisata yang terkenal di sana. Ada salah satu makanan tradisional yang paling digemari para wisatawan di tempat Nenek berjualan, yaitu sala lauak.
Pada hari pertama, Alif melihat Nenek meletakkan piring berisi sala lauak berjumlah 10 buah di setiap meja. Setelah satu jam, Nenek meminta Alif untuk melihat sala lauak yang masih tersisa, sehingga Nenek bisa memperkirakan berapa banyak sala lauak yang harus digoreng kembali. Tidak ada kesulitan berarti yang dialami Alif ketika sala lauak yang tersisa, kurang dari lima buah. Akan tetapi, ketika melihat piring berisi lebih dari lima sala lauak, Alif akan berhenti lebih lama dari sebelumnya untuk menghitung banyaknya sala lauak yang tersisa.
Sesampainya di rumah, Alif menceritakan kesulitan yang dialaminya kepada Ibu. Ibu kemudian memberikan Alif sebuah cara rahasia agar bisa lebih cepat mengetahui jumlah sala lauak yang tersisa.
“Jangan dihitung, tapi lihatlah dengan saksama,” kata Ibu. Ketika itu, Alif belum terlalu paham maksud dari ucapan ibu.
Esok harinya, Alif mencoba menggunakan cara rahasia yang Ibu sampaikan. Awalnya Alif masih sedikit mengalami kesulitan. Namun, lama kelamaan akhirnya Alif berhasil mengetahui jumlah sala lauak yang tersisa dengan lebih cepat tanpa menghitungnya satu per satu. Alif merasa senang sekali karena akhirnya berhasil menggunakan cara rahasia dari ibu.
Reviews
There are no reviews yet.